Waktu muda rasanya begitu mudah berkata tentang mimpi, rasanya begitu mudah menyebut berbagai mimpi tentang ini dan itu.
Semakin dewasa, aku berpikir dan merenung, sebenarnya apa mimpiku? Apa yang sebenarnya aku kejar?
Rutinitas setiap hari yang selalu sama, bertemu dengan orang-orang yang sama, permasalahan baru di setiap hari, dan kadang pelajaran baru setiap hari.
Jujur, membosankan.
Mimpi?
Sepertinya dulu rasanya tidak seperti ini, memiliki sejuta keinginan yang tidak pernah ada habisnya, bahkan untuk mimpi-mimpi yang tidak bisa di gapai tetap aku masukkan di list mimpi-mimpiku.
Meskipun dahulu aku sempat berpikir, bahwa menaruh mimpi itu di langit-langit kamar saja, biar mudah di gapai. Tapi ternyata kata itu tidak tepat untuk diriku, karena bila mimpi di letak setinggi-tingginya pasti tetap ada banyak cara untuk sampai kesana, bila di letakkan di langit, bisa di gapai dengan pesawat kan?
Ada apa dengan mimpi?
Ataukah karena aku sudah memperluas pengertian mimpi, bukan sekedar sebuah cita-cita anak SMA yang ketika ada yang tanya, “kamu ingin jadi apa?” — karena ternyata hidup ini tidak selalu seperti yang kita inginkan, semuanya bisa berubah seketika tanpa ada peringatan atau kata permisi dahulu.
Kau ingin jadi ini dan itu, tapi apakah takdir berkata seperti itu?
Kita seperti berjalan di sebuah garis yang sudah di takdirkan, meskipun kita tidak tahu dimana kita berjalan, kita selalu tetap berusaha dan bermimpi, tapi sekarang apa mimpimu?
Tulisan ini seperti pesimis tentang banyak hal, tapi sesungguhnya bukan, tulisan ini tentang kebingungkan tetang apa mimpiku sekarang?
Kutanyai setiap hari diri ini, sebenarnya apa yang kamu ingini?
Apa yang sedang kau kejar?
dan untuk saat ini apa mimpimu?
Sudahkah kau lupa? Kau punya kertas-kertas mimpi yang sudah kamu diamkan beberapa tahun ini.
Oh iya. Pagi ini aku dapat sebuah qoute bagus untuk bisa kita renungi apabila kita sudah mencapai mimpi kita,
“Ketika kamu sudah mencapai sebuah “puncak” gunung, hal itu adalah sebuah “dasar” gunung untuk langkah kamu selanjutnya. Jadi jangan pernah berhenti berusaha.”
Tetaplah bermimpi, Atikah. Buatlah mimpi-mimpi barumu agar hidupmu tidak membosankan.
Tetaplah berjalan, meskipun belum yakin.
Bila belum yakin, yakinkan dirimu.