Senin, 01 September 2014

Antara Senyum, Biru, dan Batu Karang

Jika kebanyakan orang-orang menyukai warna jingga di langit yang kontras dengan air laut, aku lebih suka warna biru bersih yang seperti dihiasi dengan kapas-kapas empuk, entah kenapa. Aku merasakan kedamaian didalamnya.

Paduan warna biru bersih, biru laut, dan putih bagiku itu paduan warna yang sempurna. 

Jika kebanyakan orang-orang bisa melihat ketulusan dari mata, aku melihat dari sisi yang berbeda, aku melihat dari bagaimana seseorang itu tersenyum. Entah kenapa, aku bisa merasakan perbedaan mana yang senyum tulus, mana yang senyum palsu, dan mana yang sekedar senyum. Jika benar tulus, aku bisa merasakan damainya. Damainya seperti aku melihat warna senada laut dan langit itu, tak lupa diiringi dengan angin sejuk dan aroma harum pantai yang khas. 

Senyum tulus itu seperti tergambar jelas di wajahnya, diikuti dengan mata yang berbinar, dan semua otot wajah yang tertarik ramah bersama senyumnya. Sangat mudah untuk merasakannya, aku tidak melihat, tapi aku merasakannya kemudian baru aku melihatnya. (atau kebalik ya, eh, entahlah)

Mata memang tidak bisa berbohong, tapi apakah kamu bisa melihat mata itu ketika dia berpaling? Berpaling dan tidak melihat matamu..

Maka dari itu..

Senyum itu seperti laut, dia luas dan damai. Dia tidak bisa berpaling, dia tetap ada disana karena senyum tulus itu tidak bisa disembunyikan begitu saja. Seperti batu karang yang menerima lemparan ombak, dia rela terkikis demi ombak. Batu karang dan ombak itu seperti dua insan yang saling memberikan senyum dan sama-sama memberikan ketulusan pada otot positif di wajahnya. 

Mereka akan tetap terlihat dan tak ada yang bisa menyembunyikan itu, well, aku suka senyummu, tapi itu dulu. 

Tidak bisa dipungkiri, bahwa terkadang aku menilai seseorang dari senyumannya. :)
Large Yellow Polka Dot Pointer
by ANF