Kamis, 12 Desember 2024

pelipur lara

aku percaya setiap perkataan seseorang, setiap video yang tidak sengaja aku lihat, dan segala hal yang terjadi dalam hidup adalah bentuk komunikasi sederhana yang mudah kita pahami dari Sang Rabb. 


tidak jarang banyak kata-kata penghibur yang datang ke hidupku, tiba-tiba saja ada yang menepuk dan merangkul pundakku melalui kata-kata itu. 


menurutku itu pelukan Sang Rabb. 


pagi tadi tidak sengaja aku lihat instastory seseorang yang mengisahkan bahwa dia merasa seperti disitu-situ saja, merasa tidak bertumbuh dengan tersirat, dan menyampaikan bahwa dia sering lupa mengapresiasi dirinya sendiri. 


aku diam sejenak. 


karena bagiku dia bertumbuh luar biasa. 


hatiku digerakkan untuk menanggapinya dan menyampaikan bahwa dia yang aku lihat sebegitu hebatnya, sebegitu luar biasanya. 


tak lama kemudian dia menghapus instastorynya dan menanggapiku, dia menangis terharu. 


kubalas lagi, kusampaikan detailnya supaya dia tersadar betapa mengagumkannya dia. 


“kadang karena kita terlalu fokus sama sesuatu, jadi gak sadar kalau ternyata diri kita udah bertumbuh banyak. Coba kita recall memory ke belakang, apa yg dulu belum bisa kamu lakukan terus sekarang bisa, pasti banyak banget.


Kalau aku ngeliat kamu, kamu hebat banget dalam berbagai hal dibanding dirimu pas yg aku kenal waktu kuliah dulu atau agak jauh dikit waktu sma, dan sungguh aku kagum pol sama kamu 🫶🏻”, ucapku kepadanya. 


ia terharu dan menangis tersedu-sedu, berterimakasih atas kata-kataku, mungkin ada pengaruh hormon juga, aku pun terharu. 


Allah Yang Menggerakkan hatiku dan jariku. 


———


pelipur lara. 


ia yang sedang menyampaikan kesedihannya yang mendalam dan Allah menggerakkan hatiku untuk menanggapinya. 


menyembuhkan lukanya dan menyadarkan dirinya bahwa dia hebat sekali. 


untuk bertumbuh bisa berbagai mana bentuknya. 


entah tulisan ini apakah berguna untuk diriku nanti atau tidak, tapi yang jelas hatiku ikut lega bahwa ternyata kata-kata sederhana ini bisa menjadi pelipur lara. 


Allah itu Maha Baik memberikan “penghiburan” kepada hamba-Nya lewat banyak jalur, cuma kadang kita aja yang kurang peka.


———


seperti yang aku bilang di awal paragraf bahwa setiap detil dalam kehidupan kita itu adalah bentuk komunikasi kita dengan Sang Rabb. 

Minggu, 17 November 2024

17 November 2024

hari ini dia mengucapkan akad di depan abiku,

"saya terima nikahnya...."

kalau boleh jujur aku tidak terdengar sedikit pun saat ia mengucapkannya, tiba-tiba saja..

"ayok kak, masuk chapel didampingi adiknya"

"hah? lo mbak sudah ta?", ucapku tak percaya.

pagi itu aku tidak melihat siapa yang datang, aku hanya berjalan maju menuju kepadanya
kutata langkahku agar tidak tersandung, kutata melati di samping leherku agar tetap terlihat anggun.

semua pandanganku buram, hanya terlihat dia, kakakku, adikku, dan kedua orang tuaku.
aku melangkah ragu karena rasanya seperti tidak nyata.
tetap kutata langkahku dan yang aku ingat perasaan ragu untuk menggapai tangannya karena malu.

"dek, dia ini udah jadi suamimu...", teriak mas alfa, kakakku.

tawa lepas memecah keheningan dan tak terdengar lagi suara pacu jantungku,
tetap terasa tidak nyata.

kugapai tangannya, wah kami sudah sah ya.

---

ada satu doa yang aku ingat,

"Ya Allah. Kutitipkan semua perasaanku pada-Mu. Kau yang memiliki hatiku, Kau yang paling mengenal aku, dan Kau yang paling tahu siapa dan yang bagaimana yang aku butuhkan, jadi kuserahkan semuanya kepada-Mu. Aku menjaga semua ini karena perintah-Mu, aku percaya kepada-Mu karena hanya Engkaulah tempatku bergantung dan meminta pertolongan"

pecah tangisku di malam itu,
kulepaskan semua perasaan, rasa khawatir,
dan rasanya ada sebuah kelegaan yang sulit didefinisikan.

---

hari itu berlangsung cepat, perasaan bahagiaku menutup semua rasa lelah
rasa canggung terasa begitu nyata, tetapi rasanya semuanya seperti mimpi.

ada kebahagiaan yang tidak bisa aku definisikan, merunut semua doa, merasakan keadaan, dan lebih peka terhadap jawaban-Nya. 

Allah Maha Baik, Baik Banget.

berkali-kali kuucap dalam hati.

sungguh, tak ada satu doa pun yang terlewat, dari dulu tidak pernah ada yang terlewat.
Mungkin kita yang kurang peka aja.

---

"rasanya masih unreal ya", ucapku

yang aku ingat di hari ini,
senyum kebahagiaan, 
tawa lepas,
kelegaan,
dan segala rasa pasrah yang selama ini diusahakan.

Ya Allah, terimakasih.


Selasa, 13 Agustus 2024

menyadari berbagai emosi yang kita miliki

aku marah, aku kesal, dan aku kecewa. 


segala perasaan itu aku terima, aku rasakan, tanpa menyuruh perasaan itu segera pergi karena aku memang memiliki emosi. 


Menurutku, marah, kesal, kecewa, dan berbagai perasaan sedih lainnya itu tak apa. Tidak setiap saat kita harus bahagia, tidak setiap saat kita harus menempis rasa kecewa. 


Terima, rasakan, dan bagaimana kita harus keluar dari perasaan ini? itu solusinya. 


Aku menyadari di tanggal-tanggal tertentu akan ada perasaan yang begitu sensitif yang membuatku gampang menangis, tak apa. 


Kembali lagi ke kata-kata ajaib yang aku pegang selalu,


Allah selalu memberikan cobaan kepada hamba-Nya sesuai kemampuannya, cobaan berbagai kacaunya perasaan ini, kamu pasti bisa melaluinya. 


Jangan lupa istighfar.

Senin, 15 Juli 2024

Akselerasi

ya, mungkin itu sebutan yang paling tepat setelah aku pikir-pikir.

Bagiku patah hati adalah jalur akselerasi. Patah hati itu proses kita terjatuh untuk bangkit dan menjadi lebih baik. 
kenapa aku menyebutnya akselerasi?

karena patah hati adalah jalan pintasmu untuk menjadi manusia yang lebih baik, mau tidak mau. Kamu berusaha untuk bangkit lewat berbagai jalan, setidaknya kamu sering menyemangati dirimu sendiri.

patah hati seperti jalan pintas yang ditunjukkan Allah untuk menemukan perjalanan spiritualmu, secara naluriah kamu akan lebih mendekat lagi dengan Allah. 

Karena kalau dipikir, bila tidak ada jalur patah hati di tiga tahun terakhir ini, mungkin aku masih di fase “tidak berserah sepenuhnya”.

Dengan patah hati aku tersadar bahwa campur tangan-Nya itu adalah segala-galanya dan “percaya” terhadap setiap takdir-Nya membawa perasaan tenang yang luar biasa tidak bisa dijelaskan.

Rasa pasrah ini menyadarkanku bahwa aku hanyalah seorang hamba yang selalu butuh Allah kapanpun itu. 

Tidak peduli saat aku jatuh atau pun sembuh.

Maka dari itu, bagiku patah hati itu adalah jalur akselerasi.

Allah seperti membukakan jalan pintas agar aku semakin mendekat kepada-Nya. 

Awalnya mungkin sulit, tapi Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk memberikan sinar yang terang disetiap jalanku dan menuntunku dengan kasih sayang-Nya tanpa batas. 

Selalu ada jalan untuk kembali dan menjadi lebih baik. 

Jadi paham terkait setiap proses manusia untuk menjadi manusia terbaik versinya sendiri. 

Semoga kamu menjadi manusia lebih baik terus setiap harinya!

Senin, 01 Juli 2024

pasrahkan

Pasrahkan. 


“pasrahkan, serahkan semuanya kepada Sang Khaliq”, kataku dalam hati berkali-kali. 


“aku tidak mau memaksa, rasanya aku hanya ingin terus meminta”, kataku lagi. 


“tapi serahkan ya, minta yang terbaik. Sang Pemilik Semesta inilah yang paling tahu apa yang baik untukmu”, lanjutku. 


kupasrahkan segalanya, rasanya aku sudah tak punya energi untuk khawatir lagi. 


apa yang kau khawatirkan semuanya akan terlalui sama saja, berusaha untuk berpikir sederhana dan menyerahkan kepada Sang Khaliq. 


tenang, kamu tak pernah sendiri. 


Sang Pemilik Semesta kasih sayangnya begitu luas, Dia tak akan pernah meninggalkanmu sendiri. 


sabar ya. 

Jumat, 21 Juni 2024


"mari berlatih melihat hidup seapaadanya dan ridho atas-Nya, kurang-kurangin ekspektasinya. Boleh kok kita punya harap, tapi ingat semua harap itu langsung gantungkan kepada Sang Khaliq"


Kamis, 13 Juni 2024

semua lebih mudah ketika kita berpasrah

jangan tanya sudah berapa kali aku terjatuh,
jangan tanya sudah berapa mimpi-mimpi yang aku geser,

tapi tanya bagaimana aku bangkit dan bagaimaan aku memaknai semuanya

Indah sekali,
ternyata begitu banyak hikmah yang aku sadari ketika aku sudah melewati jurang itu. 

pernah berperang melawan,
kenapa jahat sekali aku sudah seberusaha ini? 
kenapa harus orang lain dan bukan aku?
dari sekian manusia kenapa harus aku yang tidak terpilih?salahku dimana?

alhamdulillah, mamaku selalu ada untuk mengubah segala 'perkataan negatif' itu.

dulunya,
kutelan mentah-mentah meskipun selalu ada bisikan jahat dari syaiton,
belum 'mekmanai' betul tentang berpasrah

dulunya,
ada keangkuhan di diri ini mengatakan, "aku sudah seberusaha ini kok, pasti lolos"

tapi dulu aku melupakan hal penting tentang berpasrah,
fokus pada usahaku yang mati-matian itu,
melupakan bahwa semua itu di tangan Allah.

Indah sekali,
me-recall semua jatuh bangun yang aku lalui hingga dewasa ini,
Allah Baik Sekali, 
aku diselamatkan berkali-kali, hingga kini mengubah cara pandang dan bepikirku dalam segala hal

"Aku sudah berusaha sedemikian rupa, tugasku sebagai seorang hamba, aku pun sudah berdoa dan meminta, sisanya semuanya kuserahkan pada Allah. Allah Tahu Yang Terbaik, tak ada takdir buruk, bila dirasa takdir itu sakit dan menyedihkan karena aku melihat dari kacamata manusia. Ingat untuk selalu sabar dan shalat.

 

Allah Tahu Masa Depan, sedangkan kamu tidak tahu apa-apa. Tak ada usaha yang sia-sia, pasti ada makna, cuma jalannya butuh naik turun. Pasrahkan semuanya setelah kamu berusaha dan berdoa. Insya Allah semua baik"

saat ini segala perasaan begitu menenangkan,
tidak perlu mengkhawatirkan yang di luar kemampuan kita,
ketika sudah seberusaha itu dan sudah berdoa, rasanya tugas kita sebagai seorang hamba sudah selesai,
hasilnya Serahkan Kepada Allah.

menenangkan rasanya :)

Minggu, 02 Juni 2024

bertumbuh

beberapa tahun yang lalu aku membaca buku bertumbuh, eh awal mei lalu tergerak hatiku untuk membuka lagi buku yang sudah cukup usang itu (kertasnya udah mulai coklat, padahal pinjem wkwk)

aku buka pelan-pelan halaman demi halaman, kubaca sekilas note-note kecil di tiap halaman. 

kemudian aku terdiam, waw sekarang udah 2024 ternyata pikiranku sudah seperti ini. 

sedikit cerita,
gak jarang setiap orang yang bertemu denganku selalu bilang, 

“wah tik, kamu masih disini aja yaa, kapan resignnya? semua orang udah resign tuh”

atau

“kamu yakin ta masih disini?”

dan berbagai jenis pertanyaan-pertanyaan yang kurang lebih sama initinya. 

kemudian sepulangnya mendapatkan pertanyaan, aku jadi kepikiran. 

“iya ya? kenapa aku disini aja? masa sih aku disini-sini aja?”

itu pertanyaan atikah di tahun 2023

kalau sekarang aku punya jawabnya. 

Mungkin orang melihatnya aku disini-sini aja di tempat yang sama. Tapi sebenernya enggak kok. Kamu tetap bertumbuh, banyak benturan sana-sini yang tidak dilihat orang lain yang membuat kamu jadi terbentuk. 

Tidak harus berpindah tempat untuk bertumbuh dan dengan tidak berpindah tempat pun bukan berarti kamu tidak bertumbuh. 

Menyusuri segala pikiran hingga tahun-tahun sebelumnya, aku sudah berubah. 

Mungkin nampaknya tempatku sama, tapi jiwa dan pikiranku bertumbuh, aku mendewasa meskipun di tempat yang sama

Tiap orang tidak harus memiliki cara sama, kan?

tapi bukan berarti juga kamu menetap tidak berpindah. 

:)

2024

hai!

lama sekali tidak mengunjungi laman ini,

tanpa disadari banyak sekali postingan yang dipilah-dipilih kemudian dibuang.

sama seperti pikiran, tidak semua harus dipikirkan,

pilihlah mana yang perlu, singkirkan mana yang tidak perlu.

ya, kan? 

*pssstt aku bukan berhenti menulis, hanya saja ada apps baru di IOS mendukung jurnalingku :)


Selasa, 13 Februari 2024

menerima dan menyadari


berhasil keluar zona nyaman,

dulu mana mau aku keluar bahkan menginap sama orang yang baru aja kenal?

dulu mana mau aku keluar kalau gak begitu akrab?


setelah kurenungi kuncinya cuma satu:


“menerima diri kita sendiri”


menerima seperti apa?


menerima kalau kita butuh waktu untuk tidak bicara,

menerima kalau ada waktu menjadi pendengar dan menjadi pembicara,

menerima segalanya yang ada pada diri kita,


karena ketika kita sudah menerima diri kita sendiri,

orang lain pun akan berusaha masuk dan menerima diri kita,

setidaknya ketika kita ada sisi mereka. 


menerima diri kita tidak dituntut untuk apa-apa,

menerima diri kita bahwa tidak perlu disukai semua orang,

menerima diri kita bebas dinilai,

mau tidak mau,

dan biarkan mereka menilai,

tidak perlu dipikirkan. 


sejak pemikiran itu datang dipikiranku dan meresap dalam. 


aku tenang. 


:)


benar atau salah, aku mau mengucapkan 


selamat naik ke tangga selanjutnya atikah


semoga semakin dewasa ya dan terus berusaha menjadi the best version of yourself :)



Large Yellow Polka Dot Pointer
by ANF